Rabu, 15 Agustus 2012

PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI

BOM ATOM
Tanggal 6 Agustus 1945 Kota Hiroshima di bom atom tentara sekutu. Jepang masih menantang Sekutu meski Hiroshima luluh lantah. Sekutu kembali jatuhkan bom atom kedua di Kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945 yang akhirnya membuat Kaisar Jepang "mengibarkan bendera putih". 

DALAT, VIETNAM
Bersamaan dengan peristiwa bom nagasaki, Kaisar Jepang memerintahkan Perwakilan Jepang di Asia (Vietnam) untuk memanggil 3 tokoh bangsa Indosia yaitu dr. Radjiman Wedyiodiningrat, Ir. Soekarno, dan Drs. Moh. Hatta yang tiada lain untuk seakan-akan merealisasikan kemerdekaan Indonesia. Maka dibentuklah lembaga PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)/Dokuritsu Zyunbi Iinkai menggantikan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)/Dokuritsu Zyunbi Choosakai. Adapun tugasnya adalah mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kemerdekaan sebuah negara.

VACUM OF POWER
Kekalahan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya melawan Sekutu menyebabkan Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Hal ini berarti kekuasaan Jepang atas daerah jajahannya telah berakhir. Jepang tidak memiliki kekuasaan lagi atas negara jajahannya dan hanya bertindak selaku penjaga keamanan sebelum datangnya pasukan sekutu untuk melucuti senjata tentara Jepang. Itu pula berarti di Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan negara imperialis (vacum of power).

KEMERDEKAAN HASIL PERJUANGAN BUKAN PEMBERIAN
Radio BBC Inggris memberitakan kekalahan Jepang dalam perang Asia Timur Raya, dan didengar jelas oleh tokoh Indonesia yaitu Sutan Syahrir. Kemudian Tokoh muda ini bersikukuh untuk segera bangsa Indonesia mengambil langkah cepat guna menyikapi keadaan tersebut. Namun hal ini ternyata tidak sejalan dengan pemikiran golongan tua. Ir. Soekarno bersikap hati-hati menyikapi peristiwa yang sedang terjadi. Sikap penghormatan kepada Jepang semata-mata dilakukan agar menjaga kondusifitas keamanan demi terhindarnya pertumpahan darah. 

RENGAS DENGKLOK
Tanggal 16 Agustus 1945 terjadi peristiwa "penculikan" terhadap Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta oleh golongan muda. Sukarni, Yusuf Kunto dan Singgih melakukan penjemputan kepada keduanya dan dibawa ke Rengasdengklok. Pilihan tersebut dikarenakan untuk mengamankan keduanya dari pengaruh yang dihembuskan Jepang. Adapun Rengasdengklok terpilih menjadi tujuan adalah karena faktor jarak tempuh yang dekat dengan Jakarta dan jaminan keamanan (salah satu basis PETA). Diskusi alotpun terjadi tentang perdebatan pelaksaan proklamasi antara golongan muda dengan golongan tua. Akhirnya setelah Ahmad Subardjo meyakinkan golongan muda, merekapun kembali ke Jakarta dan menyetujui pelaksanaan Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta.

PERUMUSAN TEKS PROKLAMASI
Setibanya di Jakarta, rombongan sepakat menggunakan rumah kediaman seorang tentara Jepang yaitu Laksamana Muda Tadashi Maeda untuk dijadikan tempat perumusan teks proklamasi. Maeda adalah seorang yang bersimpati kepada bangsa Indonesia. Menggunakan rumahnya yang berada di Jl. Imam Bonjol No 1 Jakarta ini tentunya tidak akan membuat curiga.
Perumusan naskah proklamasi dilakukan oleh Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dan Ahmad Soebardjo. Setelah naskah siap kemudian di tik ulang oleh Sayuti Melik.

PROKLAMASI
Pengumuman kemerdekaan negara Indonesia ditandai dengan dibacakannya naskah PROKLAMASI pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno atas nama bangsa Indonesia. Pembacaan dilakukan di Jl. Pegangsaan Timur no 56 Jakarta sekitar jam 10 pagi. Peristiwa inipun disertai dengan pengibaran Bendera Pusaka hasil jahitan tangan ibu negara yaitu Fatmawati. Suhud dan Latief Hendraningrat adalah dua orang pertama yang berperan sebagai pengibar Sang Saka Merah Putih untuk kali pertama menyambut kemerdekaan.


Merdeka! Merdeka! Merdeka!

Kamis, 02 Agustus 2012

Lahirnya istilah Pancasila

Pendudukan Jepang
Kedatangan Jepang ke Indonesia diawali dengan penguasaan terhadap 3 kota penghasil minyak bumi yaitu Tarakan, Balikpapan, dan Palembang. Mendarat di teluk Banten tanggal 1 Maret 1942 dan hanya membutuhkan waktu satu minggu untuk memaksa Belanda menyerahkan kekuasaannya atas bumi pertiwi pada tanggal 8 Maret 1945 di Kalijati, Subang. Adalah Letjen Terporteen dan Hitoshi Imamura yang menandatangani perjanjian penyerahan kekuasaan tersebut.

Rayuan Jepang
Kondisi sedang berperang melawan sekutu (AS, Rusia, Perancis dan Inggris) membuat Jepang memerlukan bantuan dalam berbagai hal terutama jumlah pasukan tempur. Hal ini menyebabkan Jepang harus menggunakan siasat guna menarik simpati bangsa Indonesia agar mau membantu Jepang dalam perang Asia Timur Raya tersebut (Perang Pasifik / Bagian Perang Dunia II). Siasat tersebut antara lain:
  1. Menyatakan sebagai saudara tua yang akan membebaskan dari Penjajahan bangsa Eropa
  2. Mengeluarkan gerakan 3A; Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia dan Nippon Pemimpin Asia
  3. Membebaskan 3 Tokoh penting bangsa Indonesia yang ditawan oleh Belanda yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Suttan Syahrir
  4. Menjanjikan kemerdekaan kelak dikemudian hari
  5. Bangsa Indonesia diperkenankan mengibarkan merah putih dan menyanyikan Lagu Indonesia raya setelah bendera Jepang berkibar dan Lagu Kimigayo berkumandang
  6. Membentuk organisasi non militer semi militer dan militer untuk membantu Jepang seperti Putera (Jawa Hokokai), Fujinkai, Seinendan, Keibodan, Heiho, dan PETA
Kecerdikan para Tokoh
Tawaran bujuk rayu Jepang disambut para Tokoh bangsa Indonesia dengan kecerdikannya. Organisasi yang dimaksudkan Jepang untuk memberikan bantuan kepada Jepang dimanfaatkan untuk menyusun kekuatan baik mental maupun fisik bangsa Indonesia. Gerakan bawah tanah untuk menggalang kesadaran akan persatuan dan kesatuan bangsa mendompleng pada organisasi buatan Jepang tersebut. Berlatih perang dan dipersenjatai menjadi modal berharga untuk melakukan serangan balik seperti peristiwa perlawanan PETA yang dipimpin Supriyadi.

Hasil Perjuangan Bukan Pemberian
Salah besar jika ada yang berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia sebagai pemberian dari Kaisar Jepang. Karena dengan jelas Kaisar Jepang menyatakan janjinya memberi kemerdekaan kepada bangsa Indonesia hanya kelak dikemudian hari. Hal ini menunjukkan tiada kepastian dan hanya upaya Jepang semata-mata yang ingin meredam gejolak dalam negeri bangsa Indonesia agar mereka tidak dipusingkan dengan kondisi saat sedang mengalami kemunduran dalam perang menghadapi sekutu. Simak Video berikut!
Sumber Youtube.

Justru bangsa Indonesia berusaha sendiri dalam meraih kemerdekaannya. Jepang hanya memberi harapan palsu yang seakan-akan nyata bagi kemerdekaan Indonesia. Berbagai upaya merayu bangsa Indonesia agar percaya bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan dilakukan. Upaya tersebut diawali dengan pembentukkan suatu organisasi yang bertugas mempersiapkan kemerdekaan Indonesia yang diperintahkan pada tanggal 1 Maret 1945. Perintah ini baru terealisasi pada tanggal 29 April 1945 dengan dibentuknya Dokuritsu Zyunbi Choosakai (BPUPKI/Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

BPUPKI
Berdiri   ==> 29 April 1945
Ketua    ==>  dr. Radjiman Wedyiodiningrat
Wakil 1 ==>  Hibangase (Ichibangase)
Wakil 2 ==>  R. Panji Soeroso
Anggota berjumlah lebih kurang 63
  • Sidang 1 BPUPKI
BPUPKI langsung melaksanakan sidang setelah melantik perangkat organisasi. Sidang pertama berlangsung antara tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni 1945 dengan agenda perumusan Dasar Negara. Dalam sidang ini muncul 3 tokoh pengusul Dasar Negara.
  1.  Mr. Muh. Yamin (29 Mei 1945)
  •  Peri Kebangsaan
  •  Peri Kemanusiaan
  • Peri Ketuhanan
  • Peri Kerakyatan
  • Kesejahteraan Rakyat
    2.   Dr. Soepomo (31 Mei 1945)
  • Persatuan
  • Kekeluargaan
  • Keseimbangan lahir dan batin
  • Musyawarah Mufakat
  • Keadilan rakyat
   3.  Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
  • Kebangsaan Indonesia (nasionalisme)
  • Peri Kemanusiaan (internasionalisme)
  • Mufakat atau Demokrasi
  • Kesejahteraan Sosial
  • Ketuhanan Yang Maha Esa
Ir. Soekarno memberikan istilah Pancasila terhadap 5 dasar yang diusulkannya. Sehingga Tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.